Senin, 24 Mei 2010

MEWUJUDKAN MIMPI – MIMPI DARI KERIPIK PISANG


Banyak anak Indonesia yang kurang beruntung. Mereka harus membantu orang tua masing – masing mencari nafkah. Ada yang mengamen, ada yang berjualan rokok dan permen, ada pula yang berjualan Koran.itulah yang terjadi pada Sinta, perempuan yang berusia 22 tahun ini tak hanya berhasil mengangkat keluarganya keluar dari kemiskinan selama bertahun – tahun, melainkan berhasil menjadi pengusaha yang hebat. Ia termasuk beruntung karena bias mengajar ilmu hingga jenjang Universitas. Saat buku ini ditulis ia masih tercatat sebagai mahasiswi di Fakultas Ekonomi, universitas Lampung, Sumatra. Terpikir untuk menambah uang saku, bisnis yang diawalinya dari kecil-kecilan malah membuatnya menjadi jutawan.

Memahami bahwa ia tidak di lahirkan di keluarga yang berkecupan secara materi ketika duduk 2 SMA, Sinta merasa haruslah bekerja di pabrik keripik pisang. Selama bekerja di pabrik pisang tersebut, ia banyak mendapatkan ilmu. Dari mulai memilih pisang berkualitas baik, memotongnya menjadi irisan yang tipis, menggorenganya sampai renyah, sampai memberikan variasi rasa. Pisang yang awalnya hanya menjadi hidangan penutup ketika makan siang berubah menjadi camilan saat menonton televise.itulah yang membuat Sinta membulatkan tekadnya. Ia mulai mengumpulkan uang hingga 3 juta rupiah. Uang itu ia belanjakan sejumlah barang untuk memulai usaha antara lain peralatan dapur yang standar serta bahan dasar pisang. Tak hanya itu, ia juga tahu ada hasil bumi lain yang bias ia manfaatkan. Ia pun membeli singkong, ubi jalar, talas, dan sukun.

Selain membantu proses pembuatan keripik, kedua teman Sinta itu membantunya mengemas produk. Tak hanya itu, mereka juga memasarkan produk kesekolah – sekolah, toko cemilan, dan toko cendera matayang bisa dikunjungi olh wisatawan. Untuk menghormati ibunya, ia mengimbuhi Ibu Mery di belakangnya.jadilah merek dagang yang di daftarkannya menjadi Istana Keripik Ibu Mery. Baru tiga tahun usahanya berjalan, ia sudah bias membuka lapangan pekerjaan bagi 13 karyawan. Sebagai dari mereka adalah tentangganya sendiri.meski telah tumbuh menjadi seorang jutawan muda, Sinta tidak berubah menjadi manusia sombong. Ia tetap tampil sebagai sebagai wanita rendah hati yang punya segudang mimpi untuk keluarganya tercinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar